“Bagiku, tak ada kehormatan yang lebih tinggi di dunia, selain kedekatan dengan ilmu pengetahuan” -Isaac Newton-
Perkembangan Ilmu Pengetahuan masa modern adalah munculnya pandangan
baru yang merupakan kritik terhadap pandangan Aristoteles, yaitu ilmu
pengetahuan harus mencari untung, artinya untuk memperkuat kemampuan
manusia di buni ini. Pada abad-abad berikutnya, di dunia barat dan dunia
diluar barat dapat dijumpai keyakinan dan kepercayaan bahwa ilmu pada
masa modern adalah munculnya pandangan baru yang disebut ilmu pengetahuan.
Sejarah perkembangan ilmu pada masa modern
Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 14 M. Tetapi,
indikator yang nyata terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung
hingga abad 20 M. Hal ini ditandai dengan adanya penemuan-penemuan dalam
bidang ilmiah. (Surajiyo:2007:87). Menurut Slamet Iman Sontoso, ada
tiga sumber pokok yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan di
Eropa dengan pesat, yaitu hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung
Liberia dengan negara Perancis, terjadinya Perang Salib dari tahun
1100-1300, dan jatuhnya Istambul ke tangan Turki pada tahun 1453. (Tim
Dosen Filsafat Ilmu :2001:79)
Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern ini sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman Renaissance.
Renaissance sering diartikan denagn kebangkitan, peralihan, atau lahir
kembali (rebirth), yaitu di lahirkan kembali sebagai manusia yang bebas
untuk berpikir , dan jauh dari ajaran-ajaran agama.
Jadi, zaman Modern filsafat didahului oleh zaman Renaissance. Sebenarnya secara esensial zaman Renaissance itu, dalam filsafat, tidak berbeda dari zaman modern. Ciri-ciri filsafat Renaissance
ada pada filsafat modern. Filsafat modern menampakkan karakteristiknya
dengan lahirnya aneka aliran-aliran besar filsafat, yang diawali oleh Rasionalisme dan Empirisme dan Kriticisme.
Selain ketiga aliran itu, juga akan diketengahkan aliran-aliran besar
lainnya yang ikut berperan mengisi lembaran filsafat modern, yaitu idealisme, materialisme, positivisme, fenomenologi, eksistensialisme dan pragmatisme.
Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal
dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa, tetapi
dari diri manusia sendiri. Namun tentang aspek mana yang berperan ada
beda pendapat. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Aliran empirisme, sebaliknya, meyakini pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin, maupun yang inderawi. Lalu muncul aliran kritisisme, yang mencoba memadukan kedua pendapat berbeda itu.
Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 14 M. Tetapi,
indikator yang nyata terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung
hingga abad 20 M. Hal ini ditandai dengan ditandai dengan adanya
penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah. (Surajiyo:2007:87). Menurut
Slamet Iman Sontoso, ada tiga sumber pokok yang menyebabkan
berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa dengan pesat, yaitu hubungan
antara kerajaan Islam di Semenanjung Liberia dengan negara Perancis,
terjadinya Perang Salib dari tahun 1100-1300, dan jatuhnya Istambul ke
tangan Turki pada tahun 1453. (Tim Dosen Filsafat Ilmu :2001:79)
Aliran aliran yang terdapat pada zaman modern adalah Aliran Rasionalisme dengan tokohnya Rene Descartes (1596-1650), Spinoza (1632-1677), Leibniz (1646-1716). Aliran Empirisme dengan tokohnya Francis Bacon,Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704), David Hume (1711-1776). Dan aliran Kriticisme dengan tokohnya Immanuel Kant (1724-1804).
Selain ketiga aliran itu, juga akan diketengahkan aliran-aliran besar
lainnya yang ikut berperan mengisi lembaran filsafat modern, yaitu
aliran idealism dengan tokohnya J. G. Fichte (1762-1914), F. W. J. Schelling (1775-1854), Hegel (1770-1831). Aliran materialisme dengan tokohnya Ludwig Feuerbach (1804-1872) dan Karl Marx (1818-1883). Aliran positivisme dengan tokohnya Auguste Comte (1798-1857. Aliran fenomenologi dengan tokohnya Edmund Husserl (1859-1938),Max Scheler (1874-1928). Aliran eksistensialisme dengan tokohnya Martin Heidegger (1889-1976) dan Soren Kierkegard (1813-1855). Aliran pragmatisme dengan tokohnya William James (1842-1910) dan John Dewey (1859-1952.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar