SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU FARMASI
Kata FARMASI berasal dari kata (Pharma). Farmasi merupakan 
istilah yang dipakai pada tahun 1400-1600an. Farmasi dalam bahasa 
inggris adalah pharmacy, Bahasa Yunani adalah pharmacon, yang artinya 
adalah obat. Farmasi merupakan salah satu bidang ilmu professional 
kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan, ilmu fisika, dan
 ilmu kimia. 
Yang mempunyai tanggung jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup farmasi sangatlah luas termasuk penelitian, pembuatan, peracikan, penyediaan sediaan obat, pengujian, serta pelayanan informasi obat.
Yang mempunyai tanggung jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup farmasi sangatlah luas termasuk penelitian, pembuatan, peracikan, penyediaan sediaan obat, pengujian, serta pelayanan informasi obat.
Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu 
Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi Farmasi. Saat itu seorang 
“Dokter” yang mendignosis penyakit, juga sekaligus merupakan seorang 
“Apoteker” yang menyiapkan obat. Buku tentang bahan obat obatan pertama 
kali ditulis di Cina sekitar 2735SM, kemudian sekitar tahun 400SM 
berdirilah sekolah kedokteran di Yunani. Salah seorang muridnya adalah 
Hipocrates yang menempatkan profesi tabib pada tataran etik yang tinggi.
 Di dunia Arab pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh para 
ilmuawan Arab menyebar luas sampai ke Eropa. Seiring berkembangnya ilmu 
kesehatan masalah penyediaan obat semakin rumit, baik formula maupun 
cara pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu keahlian tersendiri.
 Pada tahun 1240M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan pemisahan 
secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal
 “Two Silices”. Maklumat yang dikeluarkan tentang pemisahan tersebut 
menyebutkan bahwa masing masing ahli ilmu mempunyai keinsyafan, standar 
etik, pengetahuan, dan keterampilan sendiri-sendiri yang berbeda dengan 
ilmu lainnya. Dengan keluarnya maklumat kaisar ini, maka mulailah 
sejarah baru perkembangan ilmu farmasi sebagai ilmu yang berdiri 
sendiri. Dari sejarah ini, satu hal yang perlu digaris bawahi adalah 
akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama.
Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan 
tradisional yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, 
dan Wilayah Asia lainnya. Mulanya “ilmu pengobatan” dimiliki oleh orang 
tertentu secara turun-temurun dari keluarganya.
Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia. 
Mulai Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi 
yang pertama didirikan di Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 
(sekarang sekolah tersebut bernama Philadelphia College of Pharmacy and 
Science). Setelah itu, mulailah era baru ilmu farmasi dengan 
bermunculannya sekolah-sekolah tinggi dan fakultas di universitas.
Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga ditentukan perkembangan
 ilmu farmasi. Sekarang ini banyak sekali organisasi ahli farmasi baik 
lingkup nasional maupun internasional. Di Inggris, organisasi profesi 
pertama kali didirikan pada tahun 1841 dengan nama “The Pharmaceutical Society of Great Britain”. Sedangkan, di Amerika Serikat menyusul 11 tahun kemudian dengan nama “American Pharmaceutical Association”. Organisasi internasionalnya akhirnya didirikan pada tahun 1910 dengan nama “Federation International Pharmaceutical”.
Sejarah industri farmasi modern dimulai 1897 ketika Felix Hoffman 
menemukan cara menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra 
karbon dan lima atom ekstra hidrogen ke adlam sari pati kulit kayu 
willow. Hasil penemuannya ini dikenal dengan nama Aspirin, yang akhirnya
 menyebabkan lahirnya perusahaan industri farmasi modern di dunia, yaitu
 Bayer. Selanjutnya, perkembangan (R & D) pasca Perang Dunia I. 
Kemudian, pada Perang Dunia II para pakar berusaha menemukan obat-obatan
 secara massal, seperti obat TBC, hormaon steroid, dan kontrasepsi serta
 antipsikotika.
Sejak saat itulah, dunia farmasi (industri & pendidikannya) terus 
berkembang dengan didukung oleh berbagai penemuan di bidang lain, 
misalnya penggunaan bioteknologi. Sekolah-sekolah farmasi saat ini 
hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat perkembangan ilmu, kalau boleh 
kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman (karena di sanalah 
industri obat pertama berdiri).
SEJARAH FARMASI di INDONESIA 
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (1997) dalam “informasi 
jabatan untuk standar kompetensi kerja” menyebutkan jabatan Ahli Teknik 
Kimia Farmasi, (yang tergolong sektor kesehatan) bagi jabatan yang 
berhubungan erat dengan obat-obatan, dengan persyaratan : pendidikan 
Sarjana Teknik Farmasi. Dilihat dari sisi pendidikan Farmasi, di 
Indonesia mayoritas farmasi belum merupakan bidang tersendiri melainkan 
termasuk dalam bidang MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) yang 
merupakan kelompok ilmu murni (basic science) sehingga lulusan S1-nya 
pun bukan disebut Sarjana Farmasi melainkan Sarjana Sain.
Bagaimana dengan perkembangan farmasi di Indonesia? Perkembangan 
farmasi boleh dibilang dimulai ketika berdirinya pabrik kina di Bandung 
pada tahun 1896. Kemudian, terus berjalan sampai sekitar tahun 1950 di 
mana pemerintah mengimpor produk farmasi jadi ke Indoneisa. 
Perusahaan-perusahaan lokal pun bermunculan, tercatat ada Kimia Farma, 
Indofarma, Dankos, dan lainnya. Di dunia pendidikan sendiri, sekolah 
tinggi atau fakultas farmasi juga dibuka di berbagai kota.
Tonggak sejarah munculnya profesi apoteker di Indonesia dimulai 
dengan didirikannya Perguruan Tinggi Farmasi di Klaten pada tahun 1946, 
yang kemudian menjadi Fakultas Farmasi UGM, dan di bandung tahun 1947.
Demikian beberapa ulasan sejarah farmasi Dunia barat yang semuanya 
berawal dari Hipocrates yang dikenal sebagai bapak kedokteran, jika 
dilihat secara mendalam maka ilmu kefarmasian dan ilmu kedokteran memiliki sumber yang sama sehingga diharapkan keilmuan ini dapat bekerja sama untuk mencapai efek terapi yang maksimal bagi pasien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar